Aksi Nyata Penerapan "Appreciative Inquiry" dengan Tahapan BAGJA
REFLEKSI
AKSI NYATA PENERAPAN “APPRECIATIVE INQUIRY”
A.
Latar Belakang
Masa pandemic adalah masa baru yang menyebabkan
peserta didik harus belajar dari rumah.
Karena ini hal yang baru, tentunya tidak mudah untuk dijalani baik bagi pendidik
maupun peserta didik. Di sekolah tempat saya
bertugas dan saya yakin di sekolah-sekolah lain hal
yang sama juga terjadi.
Kebiasaan bertahun-tahun proses pembelajaran secara tatap muka, dan
dimasa pandemi ini, peserta didik
memahami materi dari rumah. Ketidak beradaan guru di dekat peserta didik
tentunya merupakan hal yang bisa menyebabkan peserta didik tidak terkontrol
baik dari bertingkah laku maupun dalam memahami isi dari pembelajaran. Tentunya ada
kendala-kendala yang tidak mudah diatasi, baik dari segi media untuk mengakses
pembelajaran online maupun dari segi motivasi belajar.
Oleh karena itu dirasakan perlu bagi guru penggerak
mengatasi hal ini, dan cara yang dipilih adalah penerapan “Appreciative
Inquiry” dalam tahapan BAGJA.
B. Deskripsi Aksi Nyata
Sebagaimana diketahui
bahwa Appreciative Inquiry adalah sebuah pendekatan kolaboratif untuk
mengetahui kondisi suatu organisasi atau komunitas dalam mengembangkan perilaku
suatu organisasi melalui pengajuan pertanyaan yang tersusun dalam tahapan BAGJA
dan dijalankan dalam suasana yang positif dan apresitif.
Disadari kekuatan dari sekolah adalah
memiliki 2 orang guru yang merupakan calon guru penggerak serta memiliki guru
BK sehingga control dapat dilakukan dengan berkolaborasinya guru maple, wali
kelas, calon guru penggerak dan guru bimbingan dan konseling yang tentunya
tidak terlepas dari dukungan kepala sekolah, pemangku kepentingan dan orang tua
murid.
Lima
tahapan utama yang dijalankan dalam akronim BAGJA tersebut adalah:
1.
Buat
pertanyaan utama sebagai penentu arah penelusuran terkait perubahan yang
diinginkan yaitu:
· Bagaimana
menumbuhkan rasa tanggung jawab dalam mengumpulkan tugas?
· Bagaimana
mengatasi peserta didik yang terkendala akan akses internet dan perangkat?
2.
Ambil
pelajaran yang dilakukan setelah pertanyaan utama disepakai. Bagian ini akan
menuntun mengambil pelajaran dari
pengalaman individu atau kelompok baik dalam unsur
yang berbeda maupun sama dengan
pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:
3.
Gali
mimpi bersama, dalam tahapan ini komunitas sekolah akan menggali mimpi
sebagai keadaan ideal yang diinginkan yaitu
peserta didik mengerjakan dan mengumpulkan
tugas maupun tes dengan penuh rasa tanggung
jawab.
4. Jabarkan rencana untuk mencapai gambaran yang
diinginkan. Tahapan ini akan mengidentifikasi tindakan yang diperlukan dan
mengambil keputusan-keputusan. Ketika perencanaan awal kita perlu membuat
pertanyaan-pertanyaan untuk membantu penyusunan rencana agar lebih konkret, seperti:
· Siapa yang akan melakukan apa, bagaimana, dan kapan?
· Bagaimana mengukur kemajuan dan melanjutkan langkah?
· Bagaimana
agar setiap orang dalam komunitas sekolah dapat secara informal melakukan
improvisasi dan kontribusi membantu
terwujudnya perubahan?
·
Apa langkah-langkah kecil yang diperlukan?
·
Apa langkah besar (inovatif, terobosan,
berani) untuk memperbesar terwujudnya
perubahan?
5. Atur
Eksekusi, tahapan ini membantu transformasi rencana menjadi nyata. Diperlukan
pertanyaan2 yang dapat membantu memutuskan
peran dan kesepakatan-kesepakatan
pelaksanaan seperti:
·
Siapa yang akan terlibat mewujudkan
rencana-rencana?
·
Bagaimana mereka mengomunikasikan dan
melaporkan kemajuan? Kepada siapa?
·
Siapa yang akan bertanggungjawab, siapa yang
akan menindaklanjuti/memberikan
umpan balik suatu laporan?
·
Siapa yang akan memonitor batas waktu?
Tahapan-tahapan BAGJA ini adalah
upaya untuk membangun rasa tanggung jawab peserta didik dalam menjalankan proses
belajar mengajar dalam jaringan.
C. Hasil Dari Aksi Nyata
Hasil dari aksi nyata
adalah motivasi belajar jarak jauh yang tinggi, peserta didik menjadi lebih
semangat. Tentu ini merupakan ujung tombak dari suksesnya pembelajaran jarak
jauh yang diterapkan sekolah.
D. Pembelajaran yang Diperoleh dari
Pelaksanaan
1. Memberi
semangat kepada peserta didik harus dimulai dari diri Guru, dalam hal ini guru
harus memberikan contoh untuk tetap
semangat.
2. Perlunya pembiasaan seperti halnya pepatah
mengatakan ala bisa karena biasa.
3. Dalam mengatasi masalah yang dihadapi
peserta didik, perlunya memahami peserta didik.
E. Rencana
Perbaikan Untuk Pelaksanaan di Masa Mendatang.
1. Perlunya memotivasi teman sejawat untuk juga
melaksanakan hal yang sama
sehingga tidak
adanya ketimpangan.
2. Perlunya memberikan
waktu lebih untuk berkomunikasi dengan peserta didik serta
orang tua.
F. Dokumentasi
Dapat diakses di Youtube Channel United
Spanpoel English Community
Comments
Post a Comment